JAKARTA Puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan sehari sebelum hari Idul Adha, tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah sebelum Idul Adha 10 Dzulhijjah.Tahun ini, puasa Arafah bertepatan pada Senin, tanggal 19 Juli 2021. Dalil puasa Arafah ini diungkapkan dalam sebuah hadits berikut ini. Dari Abu Qatadah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda
Katagersang yang cocok untuk mengingatkan kebaikan bulan Ramadhan. 20. Sebelum Ramadhan tiba mengingatkan untuk saling ikhlas memaafkan. 21. Coba ingat-ingat apa janjimu. 22. Kemenangan adalah ketika bisa saling memaafkan. 23. Meminta maaf atas segala tindakan dan ucapan yang pernah salah.
Diawalidengan saling memaafkan, bersedia berkunjung dan bersilaturahim mempererat dan menyambung kembali orang-orang yang terputus dengan kita sebagaimana hadits shahih Imam Bukhari Muslim beliau bersabda: مَنْ أحبَّ انْ يُبسطاَ لهُ فيِ رِزقِهِ وَيُنْسَأَ لهُ فيِ أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَه
Orang yang pernah menzalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal saleh, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezalimannya.
ImamBukhari dalam Shahih Bukhari juz 3 halaman 26 meriwayatkan hadits, Namun kesalahan sesama manusia hanya bisa diampuni ketika telah saling memaafkan. Oleh karena itu, mumpung ini adalah hari raya Idul Fitri, hari di mana setiap Muslim sedang gembira dan berlapang dada, mari kita hidupkan tradisi yang amat baik selepas Idul Fitri, yaitu
Maksudnya 'Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku kepada kamu, dan Aku telah redakan Islam itu menjadi agama untuk kamu.Maka sesiapa yang terpaksa kerana kelaparan (memakan benda-benda yang diharamkan ) sedang ia tidak cenderung hendak melakukan dosa ( maka bolehlah ia memakannya), kerana sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha
. *Assalamu alaikkum Imam Muhammad Al-Baqir as berkata "Saling memaafkanlah kalian sebelum Hari Arafah karena Nabi Muhammad Saw bersabda 'Di hari Arafah seluruh amal diangkat menuju Allah kecuali amalan orang-orang yg saling bermusuhan'" Mohon maaf lahir & batin atas semua kekhilafan & kesalahan. Taqqoballahu minna wamingkum... Taqqoballohu ya karim..
– Hoaks hadits tentang maaf-maafan pada Hari Arafah. Tersebar broadcast mengatasnamakan Imam Muhammad al Baqir Radhiallahu Anhu – beliau dianggap imam oleh penganut syiah padahal beliau bukan syiah – yang menganjurkan saling memaafkan di hari Arafah. Lalu dikutip hadits nabi yang menganjurkan hal itu, dengan alasan amal manusia diangkat saat hari Arafah. Oleh Ustaz Farid Nu’man Hasan Itu adalah dusta, dan tidak ada dalam kitab-kitab hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Baca Juga Hadits Tentang Fadhilah Membaca Yasin di Malam Hari Dalam Ad Durar As Sanniyah-nya Syaikh Alawi bin Abdul Qadir as Saqqaf disebutkan حديث ترفع الأعمال يوم عرفة، إلا المتخاصمين، أو يوم عرفة تُرفع جميع الأعمال إلى الله ما عدَا المتخاصمين. **الدرجة ليس بحديث، ولا وجود له في كتب السُّنة** Hadits “Amal manusia diangkat di hari Arafah, kecuali orang yang sedang bermusuhan”, atau hadits “Hari Arafah adalah hari diangkatnya amal kepada Allah, kecuali orang-orang yang bermusuhan.” Derajat Ini bukan hadits, dan tidak ada dalam kitab-kitab sunnah Kemudian dalam Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 22798 فلا نعلم حديثا بهذا اللفظ ولا بمعناه. وننبه إلى أنه لا يجوز نشر هذا الكلام، حيث لم يثبت كونه حديثا نبويا لا صحيحا ولا ضعيفا Kami tidak ketahui hadits dengan lafaz dan makna seperti itu. Warning! Tidak boleh menyebarkan ucapan ini, di saat tidak diketahui keshahihannya dan kedhaifannya. selesai Demikian. Wallahu a’lam.[ind]
Skip to content HomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah Islam HADIS TENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH HOAX HADIS TENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH HOAX بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ HADIS TENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH HOAX Tersebar broadcast, mengatasnamakan Imam Muhammad al Baqir radhiallahu Anhu, beliau dianggap imam oleh penganut Syiah, padahal beliau bukan Syiah, yang menganjurkan saling memaafkan di Hari Arafah. Lalu dikutip hadis Nabi ﷺ yang menganjurkan hal itu, dengan alasan amal manusia diangkat saat Hari Arafah. Itu adalah DUSTA, dan TIDAK ADA dalam kitab-kitab hadis Nabi ﷺ. Dalam Ad Durar As Sanniyah-nya Syaikh Alawi bin Abdul Qadir as Saqqaf disebutkan حديث ترفع الأعمال يوم عرفة، إلا المتخاصمين، أو يوم عرفة تُرفع جميع الأعمال إلى الله ما عدَا المتخاصمين. الدرجة ليس بحديث، ولا وجود له في كتب السُّنة Hadis “Amal manusia diangkat di Hari Arafah, kecuali orang yang sedang bermusuhan”, atau hadis “Hari Arafah adalah hari diangkatnya amal kepada Allah, kecuali orang-orang yang bermusuhan.” [Derajat Ini BUKAN HADIS, dan TIDAK ADA dalam kitab-kitab Sunnah] Kemudian dalam Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 22798 فلا نعلم حديثا بهذا اللفظ ولا بمعناه. وننبه إلى أنه لا يجوز نشر هذا الكلام، حيث لم يثبت كونه حديثا نبويا لا صحيحا ولا ضعيفا Kami tidak ketahui hadis dengan lafal dan makna seperti itu. TIDAK BOLEH MENYEBARKAN ucapan ini, di saat tidak diketahui kesahihannya dan kedhaifannya. selesai Semata maaf-maafan, tentu kapan pun dan di mana pun, boleh-boleh saja. Tapi yang jadi masalah, ketika itu dikhususkan dengan Hari Arafah dan seolah satu paket dengan Hari Arafah, lalu menganggapnya sebagai Sunnah Nabi ﷺ, inilah letak kebohongannya. Penulis al-Ustadz Farid Nu’man Hasan hafizhahullah Ikuti kami selengkapnya di WhatsApp +61 450 134 878 silakan mendaftar terlebih dahulu Website Facebook Instagram NasihatSahabatCom Telegram Pinterest Related Posts
Ilustrasi memaafkan sesama teman. Foto UnsplashSetiap manusia pasti melakukan kesalahan, entah disengaja atau pun tidak. Sebab, salah dan khilaf adalah fitrah yang sudah melekat pada diri manusi. Bahkan terkadang seseorang berbuat kesalahan terhadap orang lain tanpa itulah agama Islam mengajarkan umatnya untuk segera meminta maaf setelah melakukan kesalahan. Namun sering kali, memaafkan rasanya sangat berat terlebih jika perbuatan orang tersebut sangat menyakiti Allah SWT sudah menuliskan dalam surat An-Nur ayat 22 agar umat Muslim saling memaafkan dan selalu berlapang dadaوَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌArtinya “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kerabatnya, orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” QS. An-Nur 22Ipop S. Purintyas dkk juga menuliskan dalam bukunya yang berjudul Hati yang Bersih, dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah SWT pernah berfirman mengenai hadits tentang memaafkan “Nabi Musa bertanya kepada Allah, Ya Allah, siapakah di antara hamba-Mu yang paling mulia menurut pandangan-Mu?’. Kemudian Allah SWT menjawab, Ialah orang yang apabila berkuasa menguasai musuhnya dapat segera memaafkan’.” Hadits Qudsi Riwayat Kharaithi dari Abu HurairahHadits di atas menegaskan bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang memaafkan dengan menjadikannya mulia dalam pandangan-Nya. Selain hadits di atas, tentunya masih ada lagi hadits tentang memaafkan yang dapat membuat hidup menjadi lebih tenang. Berikut minta maaf. Foto PixabayHadits tentang MemaafkanBerikut ini adalah sejumlah hadits tentang memaafkan yang telah dikutip dari beberapa sumber, di antaranya1. Memaafkan Orang Lain Mendapatkan Kemuliaan“Tidaklah seseorang memberikan maaf, kecuali Allah akan tambahkan kemuliaan baginya.” HR. AhmadHadits di atas mengingatkan pada kisah Umar bin Khattab. Dalam buku Koleksi Hadits dan Kisah Teladan Muslim karangan Ahmad Saifudin dicerikana Umar pernah bertemu dengan seseorang yang membuatnya marah dengan sikap lancangnya karena telah meminta uang yang banyak serta menganggap keputusannya tidak orang tersebut membuat Umar marah besar dan hampir memukulnya. Akan tetapi, Al-Hurr bin Qais segera mencegah seraya berkata, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Allah SWT berfirman Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang yang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh’.” QS. Al-A’raf 1992. Memaafkan Bentuk dari Sedekah & Mendatangkan SyafaatUstadz Haryadi Abdullah menuliskan dalam bukunya Solusi Sedekah Tanpa Uang bahwa sebetulnya memaafkan kesalahan orang lain termasuk ke dalam bentuk sedekah, Rasulullah SAW bersabda“Tidaklah sedekah itu akan mengurangi harta, dan tidaklah seseorang yang memaafkan kezaliman orang lain, kecuali Allah akan menambahkan baginya kemuliaan dan ia tidak akan dirugikan.” HR. AhmadMelalui hadits di atas, Rasulullah SAW menegaskan tentang keistimewaan memaafkan kesalahan orang lain, yakni Allah SWT akan menambah kemuliaan orang tersebut dan menjadi salah satu pahala khusus. Beliau juga menerangkan bahwa memaafkan akan mendatangkan syafaat di hari kiamat nanti. Berikut adalah haditsnya“Barangsiapa yang memaafkan kesalahan orang lain, maka Allah akan memaafkannya pada hari kiamat.” HR. AhmadIlustrasi Alquran. Foto Pixabay3. Memaafkan adalah Perbuatan yang Paling BenarMelansir dari laman NU Online, memaafkan seseorang setelah melalui pertengkaran, perselisihan, atau sakit hati karena perbuatan orang lain adalah jalan yang paling benar jika dibandingkan dengan membalasnya. Hal ini tertulis dalam hadits berikut iniالْعَفُوْ أَحَقُّ مَا عُمِلَ بِهِ رواه البيهقي عن علArtinya “Memaafkan adalah yang paling hak benar untuk dikerjakan.” HR. Baihaqi dari Ali, Kitab Al-Jami’us Shaghier, hadits nomor 5696
Oleh Ustadz Berik Said hafizhahullah Tidak diragukan lagi, meminta maaf adalah perkara mulia dan dituntut oleh syari’at, serta dipuji bagi yang melakukannya, terlebih bagi yang mau memaafkan kesalahan orang lain. Terlalu banyak ayat Qur’an maupun hadits shahih yang menyebutkan hal ini, diantaranya ayat berikut Allah Ta'ala berfirmanخُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِا لْعُرْفِ وَاَ عْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh". QS. Al-A'raf 199 Dalam sebuah hadits shahih disebutkanمَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ "Barangsiapa yang pernah berbuat aniaya zhalim terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya maaf pada hari ini di dunia sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka nanti pada hari kiamat bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezhalimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizhaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya". [HSR. Bukhari Kapan Permintaan Maaf Dilakukan ? Sebaik-baiknya permintaan maaf hendaklah dilakukan begitu dia merasa telah melakukan kesalahan. Semestinya dia saat itu juga meminta maaf kepada orang yang merasa telah dizhalimimya. Jangan menunda-nundanya, karena dia tidak tahu apakah dia masih akan hidup sampai besok atau tidak. Dan Allah pun telah memerintahkan kita untuk bersegera dalam kebaikan. Tidak diragukan meminta maaf atas kesalahan adalah kebaikan yang bernilai tinggi. Maka mestinya disegerakan dan jangan ditunda-tunda. Allah Ta’ala berfirmanوَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ "Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa". QS. Ali 'Imran 133 Adapun menyengaja membiasakan meminta maaf menjelang datangnya Ramadhan baik lewat sms, telfon, atau lainnya, maka ini adalah sesuatu yang tidak memiliki sumber dari Al-Qur'an, As-Sunnah maupun amalan para Salaf radhiallahu 'anhum. Andaikata mengkhususkan meminta maaf menjelang Ramadhan adalah sunnah, sudah pasti Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam akan menjelaskannya kepada kita, dan jelas para Salafpun akan segera menukilkan periwayatannya kepada kita, dan mereka yang paling bersemangat akan mengamalkannya. Maka, hendaklah kita tidak melampaui batas. Apa yang Salaf kita tidak menganggapnya sebagai sunnah, maka janganlah kita menganggapnya sebagai sunnah. Kesimpulannya, meminta maaf dan memberi maaf termasuk perbuatan amat mulia. Meminta maaf yang terbaik adalah dilakukan saat seseorang tersadar bahwa dirinya salah, maka ia mesti meminta maaf dan tidak perlu menunggu hari apalagi bulan tertentu. Membiasakan diri bermaaf-maafan menjelang Ramadhan dan apalagi menganggapnya sebagai bentuk ibadah, maka anggapan ini adalah bid' التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم ______ Mau dapat Ilmu ? Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF Telegram
hadits saling memaafkan sebelum hari arafah