KhutbahJum'at: Sebelum Ramadhan Pergi - Hari ini adalah jum'at terakhir di bulan Ramadhan 1434 H. Tinggal beberapa hari lagi Ramadhan akan pergi meninggalkan kita. Karenanya, Khutbah Jum'at edisi 05 Ramadhan 1434 H yang bertepatan dengan 04 Juli 2014 ini, Bersama Dakwah memilih tema "Sebelum Ramadhan Pergi". *** KHUTBAH PERTAMA Maasyiral Muslimin, jemaah masjid yang dimuliakan Allah. Sesungguhnya hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Yusuf ' alaihis salam sangatlah banyak, sehingga membutuhkan waktu yang panjang untuk membahasnya. Namun, pada kesempatan ini kita hanya akan mengambil 3 pelajaran saja. Pelajaran pertama: Kehidupan ini Allah ciptakan AnNisaa`: 9) Jamaah Jumat rahimakumulluh, Sebagai generasi penerus bangsa, santri harus multitalenta. Hiasi dan bekali dirinya dengan kekuatan maksimal yang dipersiapkan sebagai instrumen membangun kemakmuran bangsa dan negara. Setidaknya ada 5 kekuatan yang harus dimiliki santri: Pertama, kuat aqidah. Seorang mukmin yang kuat aqidah dan CeramahAgama Islam Tentang Kisah-Kisah Penuh Hikmah Hikmah adalah karunia Allah yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada siapa yang Allah kehendaki. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا IdulAdha 2022. Teks Naskah Khutbah Idul Adha 2022 tentang meneladani kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS dalam berkurban. Alhamdulillah pagi ini kita baru saja melaksanakan salat Idul Adha yang dilanjutkan dengan mendengarkan khotbah, di mana ibadah ini menjadi salah satu bentuk takwa dan ketaatan kita kepada Allah SWT. . Daftar Isi Khutbah Jumat Isra Mi'raj Memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW dengan Menjaga Kualitas Shalat Khutbah Jumat Isra Mi'raj Hikmah di Balik Peristiwa Isra Mi'raj Khutbah Jumat Isra Mi'raj Kontektualisasi Nilai-Nilai dalam Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW Khutbah Jumat Isra Mi'raj Empat Pelajaran dalam Peristiwa Isra Mi'raj Khutbah Jumat Isra Mi'raj Isra Mi'raj Hiburan Rasulullah di Masa Sulit Makassar - Contoh teks khutbah Jumat bertema Isra Mi'raj bisa dijadikan inspirasi bagi yang memerlukannya. Isra Mi'raj merupakan salah satu peringatan hari besar dalam agama Mi'raj diperingati setiap 27 Rajab. Isra Mi'raj pada 27 Rajab 1444 Hijriah akan jatuh pada 18 Februari 2023. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama SKB 3 Menteri Nomor 3 Tahun 2022 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023, Isra Mi'raj ditetapkan sebagai hari libur nasional pada Sabtu, 18 Februari Isra Mi'raj merupakan peristiwa dua perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Peristiwa ini merupakan peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada saat yang sama Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Bagi yang hendak menjadi khatib menjelang peringatan Isra Mi'raj, berikut 5 contoh teks khutbah Jumat yang bisa menjadi referensi dan Jumat Isra Mi'raj Memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW dengan Menjaga Kualitas ShalatKhutbah Iالْحَمْدُ لله الَّذِي هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا الله . الحَمْدُ لله الذى وقع الرجب شهرا للمعراج، وأوجب فيه الصلاة للمسلمين كالسراج, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِله إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وصَلَّى الله عَلَيْهِ وَعَلَى أَله وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيرًا يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ الله وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ أَوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بتقو الله وقد فاز المتقونAyyuhal Muslimunal Hadhirunn, RahimakumullahMarilah kita bersama-sama meningkatkan kadar keimanan dan keislaman kita kepada Allah SWT, sebagai bukti ketaqwaan kita kepada-Nya. Apabila Iman adalah urusan hati dan tempat bersemayamnya semangat ketuhanan yang bersifat abstrak, maka Islam adalah pengejawantahan dari keimanan tersebut yang nyata; dan bersifat realistis; yang telah Rasulullah ajarkan melalui syari'at shalat, zakat, puasa, haji.Jika iman diibaratkan seperti panas yang menyengat, maka Islam adalah api yang berkobar. Islam tanpa iman bagaikan api tanpa panas. Yang hanya bisa menakutkan tapi tidak mampu membakar. Begitu juga sebaliknya, jika iman tanpa Islam sepeti panas tanpa api yang tidak kata lain menjalankan segala perintah syariat Islam yang merupakan panji-panji kebesaran Islam adalah hal yang penting, namun jangan sampai melupakan kualitas iman yang ada dalam hati. Shalat Jumat, shalat jama'ah, haji, zakat adalah wajib dan karena pelaksanaannya membuktikan kepada dunia akan kebesaran Islam. Namun pengayaan materi keimanan haruslah selalu di adakan, karena hal itu merupakan gizi bagi kesehatan mental itulah, meningkatkan ketaqwaan merupakan sebuah upaya meningkatkan dan menyeimbangkan kondisi iman dan Islam kita. Menyeimbangkan antara laku syari'at dengan laku hakekat keimanan dalam hati. Sehingga terciptalah cita-cita al-islamu ya'lu wa la yu'la ' Muslimin RahimakumullahWaktu terus berlalu, sampai tiba saatnya Bulan Rajab datang. Bulan Rajab adalah satu-satunya bulan yang bersejarah bagi Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam sehingga dalam salah satu haditsnya beliau pernah bersabda bahwa Rajab adalah bulanku, Sya'ban adalah bulan Tuhanku dan Ramadhan adalah bulan umatku. Begitu berharganya bulan Rajab bagi Rasullullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam, sehingga ia membanggakan Rajab dan memposisikannya dengan bulan Sya'ban dan saja karena pada bulan inilah beliau merasakan kesedihan yang amat sangat sepeninggal istri dan pamannya, sehingga para sejarawan menyebutnya 'ammul huzn'. Kemudian Allah SWT menghibur Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam dengan bepergian dan bertamasya mengarungi keindahan dunia lahir dan mencicipi kenikmatan dunia batin. Inilah perjalanan Isra' dan Mi' Muslimin RahimakumullahSeperti yang telah kita maklumi bersama bahwa di antara buah tangan Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam terpenting dari Isra' Mi'raj adalah shalat lima waktu setiap hari. Konon lima kali ini merupakan bilangan terakhir yang diajukan oleh Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam kepada Allah SWT, setelah sebelumnya Allah SWT memerintahkan untuk shalat lima puluh kali. Memang benar, kini kita baru merasakan betapa beratnya menjaga shalat lima waktu setiap hari. Apalagi hubungannya dengan ikhtiar untuk menjaga kualitas shalat kita, itu sebabnya khutbah jumat kali ini kita menyampaikan hal tersebut. Padahal kita mafhum bahwa shalat yang lima ini menjadi tolak ukur ibadah seseorang. Hadits Riwayat at-Thabrani menjelaskanأول ما حياسب عليه العبد يوم القيامة الصَلة، فإن صلحت صلح سائر عمله وإن فسدت فسد سائر عمله رواه الطربانArtinya Amal pertama kali akan dihisab untuk seorang hamba di hari kiamat nanti adalah shalat. Maka apabila Shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika shalatnya buruk, rusaklah semua amalnya. HR. Thabrani.Lantas apakah maksud kata kata 'shalaha' dalam hadits di atas? Shalat baik yang bagaimana yang dapat menarik segala amal menjadi baik? Apakah shalat yang sekedar menggugurkan kewajiban lima waktu? Tentunya ada standard tertentu yang menjadikan shalat kita sebagai kunci segala amal ibadah, yaitu shalat yang seperti diajarkan oleh Rasulullah, seperti yang pernah diimbaukan olehnyaصلوا كما رأيتمون أصليArtinya Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat shalat yang baik itu adalah shalat yang memenuhi syarat sah, syarat wajib dan rukun shalat sebagaimana diwariskan Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam secara turun temurun dari para sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in, hingga para mujtahid fiqih, para ulama dan guru-guru Jum'ah RahimakumullahMenjaga kualitas shalat menjadi bagian dari ikhtiar memenuhi syarat slahat. Selain syarat fisik tersebut yang menjadikan syahnya shalat secara formal; juga perlu memerhatikan unsur informal yang juga menjadi ukuran kualitas shalat seseorang yaitu suasana hati yang khusu'. Karena seseungguhnya kekhusu'an itu berbuahkan kebahagiaan. Seperti janji Allah dalam dalam surah al-Mu'minun 1-2قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَArtinya Sungguh berbahagia orang mukmin, yaitu mereka yang khusyu' dalam kekhusu'an shalat ini sebenarnya telah diajarkan oleh para faqih semenjak kita takbiratul Ihram ketika membaca do'a صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَArtinya Sesungguhnya Shalatku, ibadahku sembelihan, hidupku dan matiku hanya karena Allah Tuhan Semesta Alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan karena itulah aku diperintahkan dan aku termasuk orang yang berserah pentingnya kekhusyu'an karena, khusyu' dalam shalat akan mengantarkan kita meraih substansi, sehingga shalat kita lebih bermakna dan tidak sekedar menggugurkan kewajiban saja. Jika demikian, adanya ketika kita telah berhasil shalat dengan khusyu' maka secara otomatis shalat kita akan berfungsi sebagai filter diri atas berbagai tindakan kita. Sehingga apa yang Allah SWT firmankan dalam al-Ankabut ayat 45 akan الصَلة تنهى عن الفخشاء واملنكرArtinya Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan Jemaah Jumat yang BerbahagiaKhutbah Jumat menjaga kualitas shalat ini erat hubungannya dengan menjaga kekhusyu'an. Kekhusyu'an bukanlah hal yang mudah, khusyu' dalam shalat memerlukan latihan dan latihan. Dalam sebuah kisah; suatu ketika sahabat Ali Karramallahu Wajhah diuji kekhusyu'annya oleh Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam dalam dua raka'at shalat. Namun Sahabat Ali yang memiliki julukan 'babul 'ilmi' hanya berhasil khusyu' dalam satu raka' khusyu' itu adanya dalam hati. khusyu' hanya dapat dirasakan dan sulit sekali untuk digambarkan dengan kata-kata. Mereka yang telah berhasil dalam khusyu' mungkin takkan pernah dapat menceritakan dalam ungkapan kata. Namun mereka hanya dapat bercerita bahwa khusyu' itu haruslah melalui latihan dan pembiasaan. Seorang sufi agung pernah berkata, bahwa khusyu dalam shalat dapat terbagimenjadi 3 tiga Ta'abbud. Tingkatan awam yang dalam shalatnya benar-benar memposisikan diri sebagai seorang hamba yang papa yang mengharapkan do'anya dikabulkan dan sangat memerlukan pertolongan dari Allah yang Maha Kuasa. Shalat dengan model khusyu' semacam ini menurut kategorinya termasuk model shalat tingkat a' kedua adalah Taqarrub yaitu kekhusyu'an yang melampaui tingkatan pertama. Mereka yang berada dalam posisi taqarrub dalam shalat hanya menginginkan keintiman dengan Allah SWT. Mereka tidak lagi memperdulikan do'a-doanya. Karena mereka telah melihat dunia begitu hina. Sehingga tidak perlu lagi dikejar dan dipinta. Bahkan mereka merasa malu jika terus-terusan meminta dunia kepada Allah SWT. Karena mereka hanya menginginkan kedekatan diri tingkatan ketiga adalah Tawahhud yaitu kekhusyu'an dalam shalat yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu. Mereka memposisikan shalat sebagai media penyatuan diri kepada Allah SWT. Yaitu sebuah proses ketika sifat kemanusiaan tersedot majdzub oleh sifat ketuhanan. Atau ketika sifat ketuhanan itu melebur sifat kemanusiaan, tidak ada lagi pemisah antara hamba dan Muslimin RahimakumullahDari ketiga tingkatan shalat ini, tidak ada alasan lagi bagi seorang muslim untuk meninggalkan shalat tidak juga mereka yang mengaku wali ataupun yang benar-benar wali. Karena derajat seseorang tidak membebaskan mereka dari kewajiban shalatnya. Dan lebih dari itu, sesungguhnya melaksanakan shalat merupakan bukti penghargaan kita kepada Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam. Bukti kebahagiaan kita menyambut buah tangan Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam dari Isro' dan mi'roj. Demikian Khutbah Jumat menjaga kualitas shalat kali ini, semoga apa yang disampaikan ini bermanfaat bagi kita semua, الله لي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيْمُKhutbah IIاَلْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِى إِلى رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمْ تَسْلِيْمَاكِثِيْر أَمَّا بَعْدُ فَيا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواللَّهُ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَى بِمَلَا ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللَّهَ وَمَلَا ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللهُمَ صَلِ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِينَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرِوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ هُمْ بِإِحْسَانٍ اليَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَيَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَاللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءُ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِرٌ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا البَلاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ وَالمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خاصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا انْفُسَنَاوَإِنْ لَمَّ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ عِبَادَ اللَّهِ ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُنَا بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَيَ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ الْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَاذْكُرُو الله العَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ زِدْكُمْ وَلَذِكْرِ اللَّهِ اكبرSumber NU Cilacap OnlineKhutbah Jumat Isra Mi'raj Hikmah di Balik Peristiwa Isra Mi'rajKhutbah Iالْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَوَصَّى وَأَحَاطَ بِكُلِّ شَيْئٍ عِلْمًا. وَأَحْصَى أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ شَهَادَةَ اْلأَتْقَى. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ مَنَّ بِجَمِيْعِ حُقُوْقِهِ قَضَى. أَمَّا بَعْدُأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهِ. اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ jama'ah Jum'ah yang mulia,Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada Anda semua, mari kita meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan berusaha sekuat tenaga melaksanakan semua perintah-Nya serta menjauhi maklum bahwa kita semua telah memasuki bulan Rajab, bulan yang mulia. Nabi Muhammad dalam memperhatikan bulan Rajab sampai memanjatkan doa yang sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik dalam Musnad Ahmadأَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَArtinya Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Sya'ban, semoga Engkau pertemukan kami dengan bulan bulan Rajab merupakan persiapan awal untuk menyambut bulan Ramadlan. Ia menjadi tonggak dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada bulan yang jatuh setelahnya, yaitu bulan Sya'ban dan ulama berkataرَجَبُ شَهْرُ الزَّرْعِ وَشعْبَانُ شَهْرُ السَقْيِ وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِArtinya Rajab adalah bulan menanam, Sya'ban adalah bulan untuk menyirami, dan Ramadhan adalah bulan dari itu, marilah kita gunakan bulan Rajab ini dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh, istighfar, sedekah, puasa dan lain jama'ah Jum'ah yang berbahagia,Sebagaimana kisah yang telah masyhur, pada bulan Rajab juga terdapat peristiwa ajaib dan mengagumkan, berupa isra' wal mi'raj, perjalanan nabi dari Masjidil Haram sampai Masjidil Aqsha kemudian menuju Sidratul Muntaha. Berikut beberapa kisah yang dapat kita petik dari cerita Isra' dan Mi'raj tersebut. Pertama, Isra' dan Mi'raj adalah perkara yang haq karena sharih sangat jelas dan eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar, tak ada keraguan sama sekali meskipun akal manusia tidak dapat hal aneh ini terjadi dalam rangka menguji dan mengukur ketebalan iman seseorang, sebab manusia tersesat adalah orang yang hanya mengukur sebuah kebenaran hanya bersandar pada akal semata. Kita harus menghindari arus pemikir yang hanya membanggakan akal dengan mengesampingkan kekuatan Allah yang lain. Karena tidak mustahil jika pola pikir demikian dilestarikan akan menjadikan ajaran agama yang tidak cocok dengan akal akan ditolak dan diingkari, na'udzubillahi min dzalik. Padahal model demikian adalah cara pandang iblis. Iblis itu disifati dengan أَوَّلُ مَنْ قَاسَ الدِّيْنَ بِرَأْيِهِ makhluk yang pertama kali mengukur kebenaran agama dengan akalnya sendiri.Kedua, sebelum Nabi Muhammad menghadap Allah SWT mi'raj, beliau dibedah dadanya, dibersihkan hatinya meskipun hati Nabi sebenarnya sudah pasti bersih karena beliau ma'shum suci dari dosa. Sebagaimana yang ditulis pengarang Simthut Durrar, Habib Ali Al Habsyiوَمَا أَخْرَجَ الْلأَمْلَاكُ مِنْ قَلْبِهِ أَذَى وَلَكِنَّهُمْ زَادُوْهُ طُهْرًا عَلَى طُهْرٍArtinya Malaikat tidak menghilangkan kotoran dari hati Nabi, tetapi agar hati yang suci semakin menjadi hati ini dilakukan sebelum Rasulullah menerima tugas shalat lima waktu. Ini juga pelajaran bagi kita sebagai umatnya yang banyak dosa bahwa saat akan menghadap Allah SWT hendaknya lebih dahulu kita bersihkan hati kita masing-masing. Maksudnya, apabila kita shalat harus dimulai dengan hati yang suci, khusyu' tidak memikirkan bab dunia. Sampai Allah SWT berfirman menggunakan lafadz " أَقِيْمُوْا الصَّلَاةَ " tidak " اِفْعَلُوْا الصَّلَاةَ ". Iqâmatusshalâh tidak sama dengan fi'lusshalâh. Fi'lusshalâh yang penting melakukan rukun dan syarat shalat sudah disebut fi' Iqâmatusshalâh yang maknanya adalahاِتْيَانُ الصَّلَاةِ بِحُقُوْقِهَا الظَّاهِرَةِ وَ حُقُوْقِهَا الْبَاِطَنَةMelaksanakan shalat dengan menjalankan syarat-rukun shalat yang dhahir dan syarat-rukun shalat yang bathin, yaitu khusyu'.Hadirin, Lalu bagaimana agar dapat melaksanakan shalat dengan khusyu'?Hatim Al Asham ditanya"كَيْفَ تَخْشَعُ فِيْ صَلَاتِكَ؟"Bagaimana engkau dapat khusyu' dalam shalatmu?Maka ia menjawabأَقُوْمُ وَ أُكَبِّرُ لِلصَّلَاةِ وَ أَتَخَيَّلُ الْكَعْبَةَ أَمَامَ عَيْنِيْAku berdiri membayangkan Ka'bah ada di depan kuوَالصِّرَاطَ تَحْتَ قَدَمِيْ وَالْجَنَّةَ عَنْ يَمِيْنِيْ وَالنَّارَ عَنْ شِمَالِيْ وَمَلَكَ الْمَوْتِ وَراَئِيْAku membayangkan Shirath di bawah telapak kakiku, surga ada di sebelah kananku, neraka ada di sebelah kiriku dan malakul maut ada di hafidzakumullah,Dengan keterangan tadi, kita semua dapat memahami bahwa shalat yang dimaksud dalam Al-Qur'an yang تَنْهَىْ عَنِ الْفَخْشَاِء وَالمنْكَرِ itu bukan shalat biasa, tidak hanya fi'lusshalâh namun harus Iqâmatussahlâh, shalat yang benar-benar khusyu', hudlûr dan hati kita semua, dan keluarga kita dapat menjadi semakin baik, dimudahkan dalam melaksanakan semua perintah Allah SWT, mendapat ridha Allah SWT dan akhirnya masuk surga-Nya. IIبَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِالْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ, أُتْلُ مَا أُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ, اِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ, وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ, وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. اَلْحَمْدُ للهِ حَقَّ حَمْدِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْـدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا الله، إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ اَللَّهُمَّ اصْلِحْ أَإِمَّتَنَا وَأُمَّتَنَا وَقَضَاتَنَا وَعُلَمَائَنَا وَفُقَهَائَنَا وَمشَايِخَنَا صَلَاحًا تَامًّا عاَمًّا، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُّهْتَدِيْنَ. اَللَّهُمَّ نْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ،اَللَّهُمَّ اَهْلِكْ اَعْدَاَ أَلدِّيْنَ،وَاَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِينَ،وَفُكَّ أَسْرَى الْمَأْسُوْرِيْنَ،وَفَرِّجْ عَنِ الْمَكْرُوْبِيْنَ وَاقْضِ الدَّيْنَ عَنِ الْمَدْيُوْنِيْنَ وَاكْتُبِ السَّلَامَةَ عَلَيْنَا وَعَلَى الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرُ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الَمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلاَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قُدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا وَأَهْلَنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَجَمِيْعَ إِخْوَانِنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُتَّقِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الصَّابِرِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الشَّاكِرِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُخْلِصِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُجَاهِدِيْنَ مِنْ عُلَمَائِكَ الْعَامِلِيْنَ مِنَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. رَبَّنَا أَتِيْنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارَ. اِللَّهُمَّ ارْزُقْنَا حُسْنَ الْخُاتِمَةِ ×۳ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَSumber NU Jabar OnlineKhutbah Jumat Isra Mi'raj Kontektualisasi Nilai-Nilai dalam Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAWKhutbah Iالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْةَ وَلَا مِثْلَ وَلَا يَدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُنَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفْتُهُ وَحَبِيْبُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيَّكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ كتابه مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى ۱۱ أَفَتُمَارُوْنَهُ عَلَى مَا يَرَى ۱۲ وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى ۱۳ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى ١٤ النجم ١١-١٤Ma'asyiral hadirin, jamaah shalat Jumat kesempatan yang mulia ini, di tempat yang mulia ini, kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri dan juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan selalu berusaha melaksanakan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Semoga usaha takwa kita bisa menjadikan sebab kita kelak pada waktu dipanggil Allah SWT, kita meninggalkan dunia ini dalam keadaan husnul khatimah, Aamiin Yaa Rabbal ' SWT adalah Tuhan semesta alam yang maha kuasa dan maha berkehendak. Kekuasaan Allah bersifat absolut, mutlak, tidak ada kekuasaan dan kekuatan apapun seperti-Nya, bahkan semua kekuatan dan kekuasaan bersumber dari-Nya. Hal ini menjadi keyakinan semua orang beriman tanpa reserve sama sekali. Allah mengendalikan semua gerak semesta, dari planet di tata surya hingga semut kecil di dalam tanah atau ikan di lautan dalam. Semua makhluk tunduk dan patuh kepada Allah sebagai obyek dan Allah sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah adalah memperjalankan hamba-Nya dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha dalam waktu sekejap yang kita kenal dengan Isra Mi'raj. Peristiwa tersebut mengungkapkan banyak sekali keajaiban, khususnya bagi Rasulullah SAW yang bahkan belum pernah dan akan dialami oleh makhluk manapun di alam raya ini. Ukuran normal manusia modern memakai pakaian astronot untuk bisa menembus luar angkasa, namun dengan kuasa Allah, Nabi Muhammad SAW dimampukan melewati itu tanpa atribut manusia zaman sekarang. Hal ini membuktikan kuasa Allah sangat agung, hal demikian selaras dengan Asma' Allah yaitu al-Khaliq Sang Maha Pencipta. Di dalam Al-Qur'an pun Allah berfirmanإِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُArtinya Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki. QS. Al-Hajj 18Salah satu keistimewaan Nabi MuhammadSAW adalah diperjalankan di waktu malam Isra' dan dinaikkan Mi'raj karena keistimewaan inilah Allah mengabadikan peristiwa tersebut di dalam Al-Qur'an, Allah berfirmanسُبْحَنَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَا الَّذِي بَرَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ ٢Artinya Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" QS. al-Isra' 1.Kalimat pertama ayat tersebut menunjukkan ungkapan takjub. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan, kalimat subhana di sini menunjukkan saking Agungnya Allah ta'ala. Hanya Allah saja yang mampu menjalankan Nabi Muhammad dari Makkah ke Palestina dan Palestina sampai langit ke-7 hanya dalam waktu tidak sampai satu malam. Bahkan, dalam satu riwayat mengisahkan, setelah Nabi Muhammad melakukan isra' mi'raj, tempat tidurnya masih hangat dan tempayan bekas Nabi melakukan wudhu tadi belum sampai kering. Ini adalah keajaiban yang luar dengan Ibnu Katsir Imam Syaukani dalam Fathul Qodir menyebutkan bahwa kata subhana adalah bentuk penyucian Allah yang tanpa cacat dan kekurangan sedikitpun tidak ada kata yang musthail bagi Allah. Ats-Tsa'labi menyatakan bahwa kalimat subhana berarti kalimat ta' ulama sepakat, Nabi di-isra'-kan meliputi ruh dan jasad sekaligus. Hal ini berdasarkan apabila yang di-isra'-kan hanya ruh saja, berarti Nabi Muhammad sama dengan mimpi. Jika isra' hanya sebuah mimpi saja, maka hal tersebut tidak merupakan kejadian luar biasa yang sampai Allah memakai istilah subhana pada ayat di atas. Yang membuat fenomenal pada kegiatan isra' mi'raj Nabi adalah keajaiban perjalanan dengan ruang yang besar, namun waktunya sedemikian perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW disebutkan dalam Shahih Bukhari, inti sarinya adalah, suatu ketika Nabi berada di dalam suatu kamar dalam keadaan tidur, kemudian datang malaikat mengeluarkan hati Nabi dan mencucinya. Kemudian hati Nabi dikembalikan sebagaimana semula. Setelah itu Nabi melakukan perjalanan Isra Mi'raj dengan mengendarai Buraq dengan diantar oleh malaikat Jibril hingga langit dunia, kemudian terdapat pertanyaan, "Siapa ini?" Jibril menjawab "Jibril." "Siapa yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad". "Selamat datang, sungguh sebaik-baiknya orang yang berkunjung adalah engkau, wahai Nabi."Di langit pertama, Nabi bertemu dengan Nabi Adam 'alaihissalam. Di langit kedua, Nabi bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di langit ketiga, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Yusuf 'alaihissalam, Di langit keempat, Nabi bertemu dengan Nabi Idris. Di langit kelima Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun 'alaihissalam. Di langit keenam, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa. Dan terakhir di langit ketujuh, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim ' itu, Nabi Muhammad menuju Sidratil Muntaha, tempat Nabi bermunajat dan berdoa kepada Allah SWT. Kemudian, Nabi naik menuju Baitul Makmur, yaitu Baitullah di langit ketujuh yang arahnya lurus dengan Ka'bah di bumi, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk untuk berthawaf di dalamnya. Kemudian Nabi disuguhi dengan arak, susu, dan madu. Nabi kemudian mengambil susu,Jibril mengatakan "Susu adalah lambang dari kemurnian dan fitrah yang menjadi ciri khas Nabi Muhammad dan umatnya."Kemudian Nabi melanjutkan perjalanan namun pada kesempatan ini malaikat Jibril tidak bisa menemani beliau dikarenakan malaikat Jibril tidak mampu untuk masuk maqam tersebut. Ini menunjukan luhurnya maqam Rasulullah, malaikat Jibril saja yang pemimpin para malaikat tidak bisa masuk dalam kedudukan itu. Hanya Rasulullah yang bisa masuk tempat itu, makhluk apapun di muka bumi ini tidak diperkenankan masuk melainkan Rasulullah shallallahu 'alaihi Baitul Makmur, Nabi Muhammad bertemu dengan Allah SWT beliau langsung ber-mukalamah kepada Allah dengan tanpa huruf, bahasa dan suara بلا حُرْفٍ وَلَا لُغَةٍ وَ لَا صَوْتٍPada kesempatan itu Allah mewajibkan kepada Nabi untuk melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Musa 'alaihissalam. Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, lalu Nabi Muhammad diminta kembali untuk meminta keringanan kepada Allah hingga akhirnya menjadi lima waktu saja setiap pelajaran yang dapat kita ambil dari peringatan Isra Mi'raj? Pertama, peristiwa Isra Mi'raj terjadi di tahun yang cukup berat bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dimana beliau ditinggalkan oleh istri tercinta Sayyidatuna Khadijah yang merupakan cinta terbesar beliau dan pendukung utama dakwah agama Islam di masa-masa paling awal. Beliaulah wanita pertama yang beriman kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Di tahun itu juga beliau kehilangan Abu Thalib, pamannya yang sangat melindungi perjuangan beliau dari gangguan kaum Quraisy Makkah. Sepeninggal keduanya Rasulullah berada dalam situasi yang jauh lebih sulit dan kehilangan figur pendukung perjuangan. Peristiwa Isra Mi'raj seakan memberikan pelipur lara bagi beliau dengan pengalaman ruhaniah dan jasadiah yang luar biasa di luar jangkauan pikiran manusia. Hal ini memberikan pelajaran agar tidak mudah patah semangat dalam perjuangan karena Allah akan memberikan jalan keluar dan kebahagiaan kepada kaum beriman yang taat kepada Isra Mi'raj adalah mukjizat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dengan perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dikatakan mukjizat karena tidak mampu dilakukan oleh manusia biasa, bahkan Isra Mi'raj adalah mukjizat terkhusus bagi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak diberikan kepada para nabi lainnya. Begitu istimewanya, banyak kejadian demi kejadian didalam peristiwa itu yang sangat mengagumkan. Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa alam raya ini amatlah luas dan kita dituntut untuk memahami ayat kauniyah disamping ayat Qur'aniyah yang kita dalam peristiwa ini Rasul melihat kondisi umatnya yang di surga dan di neraka padahal waktu itu neraka dan surga belum ada penghuninya, karena surga dan neraka akan berpenghuni apabila kiamat sudah datang. Hal tersebut memberikan arti bahwa Rasul tidak hanya melakukan perjalanan spasial saja melainkan melompat ke masa depan melewati dimensi-dimensi waktu dan ruang. Tidak ada satupun manusia yang sudah sampai ke dalam surga dan neraka sebelum hari kiamat melainkan Rasulullah shallallahu 'alaihi dalam persinggahannya di Masjidil Aqsha Rasulullah disambut oleh para Nabi dan Rasul dan kemudian memimpin shalat berjamaah. Ini menunjukan keistimewaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bisa bertemu para anbiya' yang terdahulu hal demikian menunjukan bahwa para Anbiya' tidak mati di kubur namun mereka sedang shalat, ini selaras dengan sabda Nabiالأنبياء أَحْيَاء فِي قُبُورِهِمْ يُصَلُّونَArtinya "Para Nabi hidup tetap di dalam kubur, mereka sedang shalat" HR. al-Baihaqi dan ad-Dhabi.Hal ini pun tercermin dimana para nabi tersebut menyambut beliau di setiap lapis ketika Nabi Musa bertemu Allah di gunung Tur Sina disuruh melepas sandalnya namun Rasulullah masuk bertemu Allah dengan menggunakan sandalnya. Hal ini membuktikan bahwa sandal Rasulullah pun memperoleh kemuliaan karena menempel dengan manusia agung tersebut. Hal ini menjadi pelajaran agar kita selalu mengaitkan diri kita dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beroleh kemuliaan di dunia akhirat. Cinta kepada Rasulullah akan membawa kepada syafaatnya dan masuk surga Shalat yang awalnya 50 waktu menjadi lima waktu merupakan bukti kemurahan Allah pada hambanya, dan kejadian itu juga menunjukan betapa cintanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya beliau rela bolakbalik untuk meminta keringanan kepada Allah agar umatnya tidak terbebani. Sungguh luar biasa kasih sayang beliau selalu memikirkan dalam perjalanan Isra Mi'raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Hal ini memberikan pelajaran agar kita selalu dekat dengan masjid, menghidupkannya dengan shalat berjamaah dan kegiatan syiar Islam. Kita jadikan masjid sebagai pusat peradaban umat menuju kejayaan umat Semua perintah Allah dalam agama biasanya disampaikan melalui perantara malaikat Jibril tapi perintah shalat Allah langsung yang memanggil Rasulullah untuk berjumpa dengan Allah. Hal tersebut menunjukan pentingnya perintah sholat, karena baik buruk seorang hamba-Nya ditentukan dari kualitas sholat. Semakin bagus kualitas shalatnya maka semakin baik pula predikat hamba disisi Allah. Yang paling awal dihisab di hari kimat kelak adalah shalat sebagaimana sabda nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallamأولُ ما يُحاسب بهِ العبدُ صَلَاتُهُArtinya Pertama yang dihisab seorang hamba adalah shalatnya. HR. Bukhari.Semoga kita dapat mengambil hikmah dan dari peristiwa Isra Mi'raj ini dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Allahumma اللهُ وَإِيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأَدْخَلَنَا وإِيَّاكُم فِي زُمْرَةِعِبَادِهِ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّحِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيم يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًابارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُم بِالْآيَاتِ وذكر الحكيم. إنه تعالى جواد كريم مَلِكُ بَر رَؤُوفٌ رَحِيKhutbah IIاَلْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لا اله إلا اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمْ تَسْلِيمًا كثيراأَمَّا بَعْدُ، فَيا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوا عَمَّا نَهَاكُم عنه وزجروَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَى بِمَلائِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النبى يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلَّمُوا تَسْلِيمًا. اللهم صَلَّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى البياتِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلائِكَةِ الْمُقَرَّبِينَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَن الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبي بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلَى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَاللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأحْياءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِدِينُ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّينَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِينَ وَ دَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّينِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا البَلاء وَالْوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا الدُونَنِسِيًّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرٍ الْبُلْدَانِ المُسْلِمِينَ عامةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. رَبُّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَتَكُونَنَّ مِنَ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ اللَّهِ ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى وينهى عَنِ الفَحْشاءِ وَالْمُنكَرِ وَالبَغَى يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدُكُمْ وَلَذِكْرُ الله اكبرSumber Badan Pengelola Masjid IstiqlalKhutbah Jumat Isra Mi'raj Empat Pelajaran dalam Peristiwa Isra Mi'rajKhutbah Iاْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم}، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمُJamaah shalat Jumat hafidhakumullah,Alhamdulillah pada kesempatan yang berbahagia ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah subhanahu wata'ala untuk beribadah di bulan Rajab yang mulia ini. Pada kesempatan ini kita kembali memperingati peristiwa besar dan istimewa, yaitu peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Karena itu, sebagai umat Islam, kita harus mengetahui apa makna Isra Mi'raj, bagaimana kisah perjalanan Nabi dalam Isra Mi'raj? Dan apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihiIsra Mi'raj adalah peristiwa yang agung, yaitu Allah subhanahu wata'ala memberikan keistimewaan pada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam untuk melakukan perjalanan mulia bersama malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah subhanahu wata'ala sang pencipta Alam semesta. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala dalam surat Isra' ayat 1سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُArtinya Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Bukhari mengisahkan perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dalam Shahih Bukhari, Juz 5 halaman 52. Intisarinya adalah, suatu ketika Nabi berada di dalam suatu kamar dalam keadaan tidur, kemudian datang malaikat mengeluarkan hati Nabi dan mencucinya, kemudian memberikannya emas yang dipenuhi dengan iman. Kemudian hati Nabi dikembalikan sebagaimana semula. Setelah itu Nabi melakukan perjalanan Isra Mi'raj dengan mengendarai Buraq dengan diantar oleh malaikat Jibril hingga langit dunia, kemudian terdapat pertanyaan, "Siapa ini?" Jibril menjawab "Jibril." "Siapa yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad". "Selamat datang, sungguh sebaik-baiknya orang yang berkunjung adalah engkau, wahai Nabi." Di langit dunia ini, Nabi bertemu dengan Nabi Adam 'alaihissalam, Jibril menunjukkan bahwa Nabi Adam adalah bapak dari para nabi. Jibril memohon kepada Nabi Muhammad untuk mengucapkan salam kepada Nabi Adam, Nabi Muhammad mengucapkan salam kepada Nabi Adam 'alaihissalam, sebaliknya Nabi Adam juga membalas salam kepada Nabi dilanjutkan menuju langit kedua, di sini Nabi bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di langit ketiga, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Yusuf 'alaihissalam, di langit keempat, Nabi bertemu dengan Nabi Idris, di langit kelima Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun 'alaihissalam, di langit keenam, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa, Nabi Musa menangis karena Nabi Muhammad memiliki umat yang paling banyak masuk surga, melampaui dari umat Nabi Musa sendiri. Dan terakhir di langit ketujuh, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Setelah itu, Nabi Muhammad menuju Sidratil Muntaha, tempat Nabi bermunajat dan berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala. Kemudian Nabi naik menuju Baitul Makmur, yaitu baitullah di langit ketujuh yang arahnya lurus dengan Ka'bah di bumi, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk untuk berthawaf di dalamnya. Kemudian Nabi disuguhi dengan arak, susu, dan madu. Nabi kemudian mengambil susu, Jibril mengatakan "Susu adalah lambang dari kemurnian dan fitrah yang menjadi ciri khas Nabi Muhammad dan umatnya."Di Baitul Makmur, Nabi Muhammad bertemu dengan Allah subhanahu wata'ala. Allah mewajibkan kepada Nabi untuk melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Musa 'alaihissalam. Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah subhanahu wata'ala, mohonlah keringanan untuk umatmu. Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh kali. kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan sebagaimana yang pertama. Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu. Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap pada Allah. Saya ridho dan pasrah kepada shalat Jumat hafidhakumullah,Imam Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah wa Nihayah, Sirah Nabawiyah, Juz 2 halaman 94 menceritakan, keesokan harinya, Nabi menyampaikan peristiwa tentang Isra Mi'raj terhadap kaum Quraisy. Mayoritas orang Quraisy inkar terhadap kisah yang disampaikan Nabi Muhammad, bahkan sebagian kaum muslimin ada yang kembali murtad karena tidak percaya terhadap kisah yang disampaikan Nabi. Melihat hal tersebut, Abu Bakar bergegas untuk membenarkan kisah Isra Mi'raj Nabi, beliau mengatakan sungguh aku percaya terhadap berita dari langit, apakah yang hanya tentang berita Baitul Maqdis aku tidak percaya? Sejak saat itu sahabat Abu Bakar dijuluki Nabi dengan sebutan Abu Bakar As-Shiddiq, Abu Bakar yang sangat pelajaran yang dapat kita ambil dari peringatan Isra Mi'raj? Ali Muhammad Shalabi dalam Sirah Nabawiyah 'Irdlu Waqâi' wa Tahlîl Ihdats, juz 1 halaman 209 menjelaskan,Pertama, Isra Mi'raj adalah kemuliaan dan keistimewaan dari Allah kepada hambanya tercinta, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Nabi baru saja mengalami hal yang amat menyedihkan, yaitu wafatnya Dewi Khodijah sebagai istri tercinta, yang selalu mengorbankan jiwa, tenaga, pikiran, dan hartanya demi perjuangan Nabi, serta wafatnya paman tercinta yaitu Abu Thalib, yang selalu melindungi Nabi dari kekejaman kaum Quraisy. Allah ingin menguatkan hati Nabi dengan melihat secara langsung kebesaran Allah subhanahu wata'ala. Sehingga hati Nabi semakin mantap dan teguh dalam menyebarkan Agama Allah subhanahu wata'ala. Ini memberikan pelajaran kepada kita, bahwa siapa pun yang berjuang di jalan Allah, dan menegakkan agama, seperti dengan memakmurkan masjid, memakmurkan majlis ilmu, dzikir dan tahlil, Allah akan memberikan kebahagiaan dan keistimewaan kewajiban menjalankan shalat lima waktu bagi setiap muslim. Musthofa As Siba'i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan Isra Mi'raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat, sebuah keharusan bagi tiap Muslim menghadap mi'raj kepada Allah subhanahu wata'ala lima kali sehari dengan jiwa dan hati yang khusyu'. Dengan shalat yang khusyu', seseorang akan merasa diawasi oleh Allah subhanahu wata'ala, sehingga ia malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk berbuat bohong, dan sebaliknya lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak kebaikan. Hal tersebut demi untuk mengagungkan keesaan Allah, kebesaran Allah, sehingga dapat menjadi makhluk Allah yang terbaik di muka bumi Isra Mi'raj adalah mukjizat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dengan perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, Itu adalah perjalanan pertama manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan selamat. Jika hal ini telah terjadi di zaman Nabi, 1400 tahun yang lalu, hal tersebut memberikan pelajaran bagi umat Islam agar mandiri, belajar, bangkit dan meningkatkan kemampuan, tidak hanya dalam masalah agama, sosial, politik, dan ekonomi, namun juga harus melek terhadap sains dan teknologi. Perjalanan menuju ke luar angkasa adalah sains dan teknologi tingkat tinggi yang menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah umat dan dalam perjalanan Isra Mi'raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Hal tersebut memberikan pelajaran bagi kita bahwa Masjidil Aqsha adalah bagian dari tempat suci umat Islam. Membela Masjidil Aqsha dan sekelilingnya sama saja dengan membela agama Islam. Wajib bagi tiap muslim sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk selalu berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan dan keselamatan Masjidil Aqhsa Palestina. Baik dengan diplomasi politik, bantuan sandang pangan, maupun dengan harta. Semoga kita selalu menjadi umat yang selalu dapat mengambil hikmah dan dari peristiwa Isra Mi'raj ini dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Allahumma اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ. أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًاباَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌKhutbah IIاَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًاأَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُSumber NU OnlineKhutbah Jumat Isra Mi'raj Isra Mi'raj Hiburan Rasulullah di Masa SulitKhutbah Iإنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرْهُ وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهدُ أَنْ لاَ إَلَهَ إِلاّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلآَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَSegala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat dalam kehidupan kita termasuk salah satunya nikmat iman. Dengan kita memiliki iman, sesulit dan sepelik apapun masalah yang kita hadapi kita tetap yakin dan tenang bahwa ada Allah yang maha memberikan jalan keluar dari setiap dan salam tercurah bagi Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan kita tanggal 11 Maret 2021 27 rajab 1442 H bertepatan dengan peristiwa Isra Mi'raj. Sebuah peristiwa yang menggoncangkan nalar manusia saat itu. Bagaimana mungkin seorang manusia melakukan perjalanan dari Masjidil Haram Makkah ke Masjidil Aqsa Palestina yang jaraknya kurang lebih km di lakukan dalam semalam. Transportasi darat saat itu semisal Unta, Kuda dan sejenisnya saja memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menempuhnya. Dialah Nabi Muhammad SAW yang dengan kuasaNya melakukan Isra perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan juga Mi'raj Naik sampai langit ke tujuh lanjut ke Sidratul Muntaha untuk bertemu dengan Allah SWT. Seperti yang tertulis dalam firmanNya "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah diberkahi sekelilingnya oleh Allah agar Kami perhatikan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" QS Al Isra1.Lazim orang ketahui peristiwa Isra dan Mi'raj identik dengan turunnya perintah tentang shalat lima waktu. Perintah yang spesial, jika perintah Zakat, Puasa, Haji dll Allah SWT turunkan melalui Malaikat Jibril AS, tapi perintah shalat ini spesial. Rasulullah SAW di undang langsung ketemu dengan Allah untuk menerima perintahnya. Tanpa perantara. Tapi ternyata ada peristiwa lain yang jarang diketahui oleh orang banyak terkait peristiwa Isra Mi'raj ini. Salah satunya adalah masa sulit, kesedihan yang mendalam yang dihadapi Rasulullah SAW. Para ulama mengatakan sebagai tahun kesedihan, karena Rasulullah SAW mengalami banyaknya ujian yang berat. Adapun ujian yang di hadapi oleh Rasulullah saat itu adalahPertama, meninggalnya paman Rasulullah SAW, Abu usia 8 tahun semenjak kakeknya yaitu Abdul Muthalib meninggal dunia maka pengurusan Nabi Muhammad SAW pindah kepada pamannya yaitu Abu Thalib. Pamannya ini sangat disegani dan dihormati di kalangan Quraisy saat kecil Muhammad sangat dekat dengan pamannya ini. Kemanapun pamannya pergi maka diajaklah Muhammad kecil ini. Sampai ketika masa kenabian Nabi tiba dan beliau melakukan dakwah di Mekkah, maka pamannya ini senantiasa mendukung semua aktivitas yang Muhammad lakukan. Seolah pamannya ini layaknya tameng, benteng bagi dakwah Nabi Muhammad SAW saat kaum Kafir Quraisy merasa terancam dengan dakwah nya Nabi dan berencana mencelakai maka Abu Thalib siap pasang badan melindungi keponakannya tersebut. Tapi ternyata perlakuan dan perlindungan spesial terhadap dakwah Nabi dari Abu Thalib tersebut berakhir sudah ketika akhirnya pamannya itu semakin mendalam karena di akhir hayatnya Abu Thalib ternyata tidak sempat mengucapkan "Laa ilaha illallaah..." walaupun Nabi senantiasa mencoba menuntun pamannya untuk mengucapkan lafadz Nabi berucap "Demi Allah, akan kumohonkan ampun untukmu selama aku tidak dilarang." Tapi karena kejadian tersebut Nabi ditegur oleh Allah SWT melalui surat At Taubah 113 yang berbunyi "Tidak patut bagi seorang Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memohonkan ampunan kepada orang-orang musyrik."Kemudian di lanjut dengan surat Al Qashash 56 yang artinya"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk."Setelah pamannya meninggal maka semakin beranilah kaum kafir Quraisy kepada Nabi. Penolakan kepada dakwah Nabi mulai dilakukan secara terang-terangan. Puncaknya adalah merencanakan pembunuhan kepada ujian kedua, meninggalnya istri tercinta Siti Khadijah RA. Khadijah meninggalkan Nabi sedangkan dakwah belum selesai. Padahal waktu itu dakwah di Mekkah sedang diibaratkan patah semangat. Biasanya ketika nabi dicela, di-bully bahkan dilempar kotoran. Hiburannya Nabi yang membuat Nabi kuat menghadapi itu semua adalah Khadijah. Sehingga ketika Nabi pulang ke rumahnya dalam keadaan lelah, sedih, kecewa maka Khadijah yang menyambutnya, menguatkannya adalah orang pertama yang menerima dakwah Nabi ketika satu bumi ini menolak dakwah Nabi. Jika diperistiwa Hijrah, Rasulullah lah yang mengucapkan "La Tahzan, innallaha ma'ana..." kepada sahabat dekatnya Abu Bakar ra yang gelisah saat itu. Tapi jauh sebelum peristiwa hijrah tersebut, Khadijahlah yang selalu menguatkan nabi dengan perkataan ketiga adalah peristiwa penolakan di Thaif. Ketika Nabi mengetahui kaum kafir quraisy Mekkah hendak membunuh beliau maka Nabi pergi ke Thaif. Kampung halaman Ibunya, Aminah. Keluarga besar dari apa yang terjadi, penolakan yang didapat oleh Nabi. Seharian Nabi dikejar, diteriaki oleh penduduk Thaif. Keluar masuk kebun kurma untuk menyelamatkan diri. Sampai terluka mengeluarkan darah keningnya karena terkena lemparan batu dari penduduk seharian Nabi dikejar-kejar di Thaif maka pulanglah beliau ke Mekkah di saat penduduk Mekkah sudah mulai tertidur. Mendekatlah beliau ke Ka' fase ini beliau seperti tidak memiliki siapa lagi, layaknya anak yatim. Ini kali kedua beliau merasakan kondisi seperti itu yang pertama ditinggal Ibu dan Kakeknya. Sekarang ditinggal Paman dan Istrinya. "Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi mu. Ad Dhuha; 6"Salatlah beliau di dekat Ka'bah lalu tertidur di sana dan tak berselang lama turunlah Malaikat Jibril AS membangunkan beliau "Ya Rasulullah, Allah mengundangmu ke langit untuk menemuiNya." Menjadi sebuah hiburan tersendiri bagi Rasulullah di kala mental sedang down dan fisik sedang lemah. Di ajak bertemulah beliau dengan kekasihnya yaitu Allah SWT. Maka cerita selanjutnya yang terjadi adalah peristiwa Isra Mi' banyak hikmah dari peristiwa Isra Mi'raj tergantung kita mengambilnya dari sudut pandang yang mana. Nabi Muhammad tetaplah manusia biasa yang bisa patah semangat dan hilang motivasi ketika bertumpuknya semua kesedihan yang menimpanya. Tapi yang membedakan adalah Nabi Muhammad tetap senantiasa terjaga keimanan dan ketaatannya kepada Allah SWT sehingga dihapuskanlah segala kesedihannya dengan peristiwa Isra Mi'raj tersebut. Semoga kita semua bisa mengimani segala kejadian dan mengambil hikmah yang ada di peristiwa Isra Mi'raj sehingga bertambah kuat Iman dan Islam kita. Semakin cinta kita kepada Nabi Kita Muhammad اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتُهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَKhutbah IIاَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَنَا وَاِيَّكُمْ عِبَادِهِ الْمُتَّقِيْنَ وَاَدَّبَنَا بِالْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ الَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. َاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ فَيَا اَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلاَءِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ اَجْمَعِيْنَ, اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِيْنَ وَالْمُوءْمِنَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ِانَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ ِاذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ِانَّكَ اَنْتَ الْوَهَّاب. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَSumber Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Spanyol Simak Video "6 Mobil Rombongan Jemaah Haji Terlibat Kecelakaan Beruntun di Gorontalo" [GambasVideo 20detik] alk/asm Momentum khutbah Jumat adalah saat penting mengingatkan umat tentang pesan-pesan ketakwaan, yakni dengan tetap memperhatikan seluruh perintah untuk dilaksanakan dan semua larangan untuk dihindari. Materi khutbah Jumat yang diangkat kali ini lebih dari sekadar menyoroti tentang pentingnya mengindahkan berbagai perintah dan larangan itu sendiri, melainkan sikap Allah di balik perintah dan larangan tersebut, sekecil apa pun bentuknya. Para mustami penyimak khutbah diharapkan meresapi perintah dan larangan bukan soal besar atau kecilnya tapi dari siapa perintah dan larangan itu berasal. Dengan begitu, kita tak akan meremehkan apa pun atau siapa pun karena di balik semua itu hadir ridha, murka, dan anugerah Allah. Berikut contoh teks khutbah Jumat tentang "Allah Sembunyikan 3 Perkara dalam 3 Perkara". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi Khutbah I الحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ Jamaah Jumat hafidhakumullah, Dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tampak secara jelas sehingga setiap orang bisa menyikapinya dengan mudah. Demikian pula ada hal-hal yang tersembunyi sehingga tidak mudah menyikapinya. Jika Allah merahasiakan sesuatu, pasti Allah memiliki maksud tertentu tetapi dengan tujuan yang jelas. Menurut Ali Zainal Abidin bin Husein radhiallahu anhuma, Allah menyembunyikan tiga perkara dalam tiga perkara sebagaimana dikutip Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitab Al-Fushul al-Ilmiyyah wal Ushul al-Hikamiyyah sebagai berikut وَقَالَ زَيْنُ اْلعَابِدِيْن عَلِيُّ ابْنُ اْلحُسَيْنِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا إنَّ اللهَ خَبَّأَ ثَلَاثًا فِى ثَلَاثٍ خَبَّأَ رِضَاهُ فِيْ طَاعَتِهِ فَلَاتَحْقِرُوا مِنْ طَاعَتِهِ شَيْئاً فَلَعَلَّ رِضَاهُ فِيْهِ، وَخَبَّأَ سُخْطَهُ فِيْ مَعْصِيَتِهِ فَلَا تَحْقِرُوْا مِنْ مَعْصِيَتِهِ شَيْئًا فَلَعَلَّ سُخْطَهَ فِيْهِ، وَخَبّأَ وِلَايَتَه فِي خَلْقِه فَلَا تَحقِرُوْا مِن عِبَادِهِ اَحدًا فَلَعَلهُ وَلِيُّ اللهِ Artinya Ali Zainal Abidin radhiallahu anhuma berkata, “Allah SWT menyembunyikan tiga perkara dalam tiga perkara. Allah menyembunyikan ridha-Nya dalam amal ketaatan kepada-Nya, maka jangan remehkan sesuatu pun dari ketaatan kepada-Nya, mungkin di situlah letak ridha-Nya. Allah menyembunyikan murka-Nya dalam perbuatan maksiat, maka jangan meremehkan sesuatu dari maksiat kepada-Nya, mungkin di situlah letak murka-Nya. Allah menyembunyikan para wali-Nya di antara makhluk-Nya, maka jangan meremehkan siapa pun dari hamba-hamba-Nya, mungkan ia adalah wali-Nya.” lihat Al-Fushul al-Ilmiyyah wal Ushul al-Hikamiyyah, Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 153. Dari kutipan di atas dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut Pertama, Allah menyembunyikan ridha-Nya dalam amal ketaatan kepada-Nya. Perintah-perintah Allah banyak sekali jumlahnya. Dari yang banyak itu mungkin banyak pula yang telah kita laksanakan. Tetapi kita tidak tahu dari amal-amal ketaatan itu manakah yang mendapatkan ridha dari Allah subhau wata’ala karena Allah memang tidak memperlihatkan ridha-Nya atas amal-amal itu kepada hamba-hamba-Nya. Hal tersebut dimaksudkan agar hamba-hamba Allah tidak mudah merasa puas, lalu menyia-nyiakan kesempatan melakukan amal-amal kebaikan lainnya. Oleh karena itu, kita tidak boleh meremehkan suatu amal kebaikan baik yang berat maupun yang ringan, baik yang populer di mata masyarakat maupun yang tidak populer setiap kali ada kesempatan untuk melakukannya. Jangan-jangan Allah justru memberikan ridha-Nya atas amal yang kebanyakan orang menganggapnya remeh temeh. Dalam kaitan ini ada kisah yang sangat penting untuk menjadi rujukan berupa sebuah kisah mimpi yang sangat menarik, yakni kisah tentang bagaimana Imam al-Ghazali bisa masuk surga karena kebaikan yang sepele. Kisah itu sebagai berikut رُؤيَ الغَزَالِيُّ فِى النَّوْمِ فَقِيْلَ لَهُ مَا فَعَلَ اللهُ بِكَ؟، فَقَالَ أَوْقَفَنِي بَيْنَ يَدَيْهِ، وَقَالَ لِي بِمَ قَدَّمْتَ عَلَيَّ؟، فَصَرْتُ أذْكُرُ أَعْمَالِيْ، فَقَالَ لِمَ أَقْبَلُهَا، وَإِنَّمَا قَبِلْتُ مِنْكَ ذَاتَ يَوْمٍ نَزَلَتْ ذُبَابَةٌ عَلَى مِدَادِ قَلَمِكَ لِتَشْرَبَ مِنْهُ وَأَنْتَ تَكْتُبُ فَتَرَكْتَ اْلكِتَابَةَ حَتَّى أَخَذَتْ حَظَّهَا رَحْمَةً بِهَا، ثُمَّ قَالَ تَعَالَى اَمْضُوْا بِعَبْدِيْ إِلَى اْلجَنَّةِ. Artinya Dalam mimpi itu Imam al-Ghazali ditanya seseorang, “Bagaimana perlakukan Allah terhadap engkau? Beliau menjawab, “Allah SWT membawaku ke hadapan-Nya, lalu Allah berfirman kepadaku, “Lantaran apa Aku membawamu ke sisi-Ku? Aku pun menyebutkan berbagai perbuatanku. Dia berfirman, “Kami tidak menerimanya, sesungguhnya yang Kami terima darimu adalah pada suatu hari ada seekor lalat hinggap pada wadah tintamu untuk meminumnya, padahal kamu sedang menulis, lalu kamu menghentikan tulisanmu hingga seekor lalat itu itu selesai meminumnya, kamu lakukan hal itu karena kasihan terhadap lalat tersebut. Kemudian Allah memerintahkan, “Bawalah hamba-Ku ini ke surga.” lihat Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi, Nashaihul Ibad [Surabaya Nurul Huda, tanpa tahun], hal. 3. Jadi kisah di atas menceritakan bahwa Hujjatul Islam Imam al-Ghazali masuk surga bukan karena kitab-kitab yang beliau tulis dalam jumlah sangat banyak, tetapi karena membiarkan seekor lalat masuk ke wadah tinta yang beliau gunakan untuk menulis kitab. Nyamuk itu bermaksud minum karena haus hingga ia puas dan terbang meninggalkan Imam al-Ghazali. Jamaah Jumat hafidhakumullah, Kedua, Allah menyembunyikan murka-Nya atas perbuatan maksiat yang dilakukan hamba-Nya dan bukannya langsung memberikan hukuman atau azab atas kemaksiatan itu. Setiap kemaksiatan menimbulkan murka Allah kepada pelakunya, namun Allah tidak memperlihatkan murka-Nya yang dapat dirasakan langsung oleh pelakunya. Oleh karena itu hendaknya kita tidak mengganggap enteng atas kemaksiatan yang telah kita lakukan betapa pun kecilnya sebab bisa jadi Allah telah sangat murka atas kemaksiatan itu. Hal ini maksudnya agar kita tidak meremehkannya. Apalagi kemaksiatan itu kemudian diikuti dengan kemaksiatan-kemaksiatan lain yang justru menambah murka Allah subhanhu wa ta’ala. Intinya adalah setiap kemaksiatan harus menjadi perhatian kita karena bisa jadi Allah sangat marah atas kemaksiatan itu. Oleh karena itu kita dianjurkan untuk banyak-banyak memohon ampun dengan memperbanyak istighfar agar Allah mengampuni dosa-dosa yang telah kita perbuat, diikuti dengan penyesalan dan bertobat. Jamaah Jumat hafidhakumullah, Ketiga, Allah menyembunyikan para wali-Nya di antara makhluk-Nya. Hal ini dimaksudkan agar kita tidak meremehkan siapa pun dari hamba-hamba-Nya karena mungkin ia adalah waliyullah. Dengan kata lain kita sesungguhnya tidak perlu mengorek-ngorek apakah seseorang adalah waliyullah atau bukan terutama jika upaya ini hanya akan membuat kita meremehkan orang itu setelah kita meyakini bahwa ia bukan seorang wali. Justru seharusnya ketika Allah sengaja merahasiakan para wali-Nya dari hamba-hamba-Nya, maka kita sebaiknya memiliki keyakinan bahwa setiap orang sebaiknya kita hormati sebab mereka memang pantas dihormati karena kemanusiaannya. Allah sendiri memuliakan mereka sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا Artinya “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rejeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang sempurna.” QS. Al-Isra’ 70 Selain itu, agar kita tidak gampang meremehkan orang lain dan justru terdorong untuk menghormatinya, kita perlu meyakini bahwa setiap orang memiliki kelebihan masing-masing. Cara ini lebih menjamin keselamatan kita dari meremehkan orang lain. Sebuah pepatah bahasa Arab menyatakan لَا تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ لِكُلِّ شَيْئٍ مَزِيَّةٌ. Artinya “Janganlah engkau meremehkan orang lain sebab segala sesuatu atau setiap orang memiliki kelebihannya sendiri yang kita mungkin tidak memilikinya. Pepatah tersebut sejalan dengan firman Allah subhanahu wata'ala di dalam Al-Qur’an sebagai berikut يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ Artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” QS. Al Hujurat 11 Jamaah Jumat hafidhakumullah, Sekali lagi, Allah sengaja merahasiakan tiga perkara dalam tiga perkara sebagaimana disebutkan di atas agar manusia bersikap hati-hati dan berbuat adil baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Kesemua ini tidak lain adalah demi kebaikan kita masing-masing baik di dunia maupun akhirat. جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta. Baca naskah Khutbah Jumat lainnya Khutbah Jumat Bertawassul dengan Sedekah agar Terhindar dari Wabah Khutbah Jumat Pentingnya Mengendalikan Amarah Khutbah Jumat Larangan Bicara Agama Tanpa Dasar Ilmu JAKARTA, - Teks khutbah Jumat menyentuh hati mengenai kisah gagalnya ulama naik haji bisa menjadi referensi khatib dalam pelaksanaan shalat merupakan salah satu syarat sah dalam sholat Jumat yang dilakukan dua kali dipisah dengan duduk sebentar. Bagi jamaah, wajib untuk mendengarkan khutbah agar pahala ibadah shalat Jumat tidak sia-sia. Baca Juga Rasulullah SAW bersabdaإذا قلت لصاحبك يوم الجمعة أنصت والإمام يخطب فقد لغوت Baca Juga Artinya “Jika engkau berkata kepada temanmu pada hari jum’at, diam dan perhatikanlah’, sedangkan imam sedang berkhutbah, maka engkau telah berbuat sia-sia.” HR. Al-Bukhari [934].Sebagaimana diketahui, ibadah haji wajib bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat. Ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Dilansir dari laman Kemenag, berikut teks khutbah Jumat menyentuh hati tentang kisah ulama yang gagal naik Iالحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ فِي الْمَالِ حَقًّا لِلْفُقِيْرِ وَالمِسْكِيْنِ وَسَائِرِ اْلمُحْتَاجِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُMa’asyirol muslimin rahimakumullahSegala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kita kepada takwa. Dan kita diperintahkan untuk bertakwa kepada-Nya sebagaimana disebutkan dalam ayatيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَArtinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” QS. Ali Imran 102Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sayyid para nabi, nabi akhir zaman, rasul yang syariatnya telah sempurna, rasul yang mengajarkan perihal ibadah dengan sempurna. Ma’asyirol muslimin rahimakumullahDalam kitab An-Nawadir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qulyubi dikisahkan, suatu hari seorang ulama zuhud Abdullah bin Mubarak berangkat menuju Makkah untuk menunaikan rukun Islam yang kelima, yakni haji. Namun, ketika ia sampai di kota Kufah, perjalanannya terhenti beberapa saat hingga dirinya batal menunaikan ibadah haji. Editor Kastolani Marzuki Halaman 1 2 3 4 Follow Berita iNewsMaluku di Google News Allah menetapkan khutbah dalam shalat Jumat untuk mengingatkan umat Islam perihal urusan dunia dan akhiratnya. Karena itu, khatib seharusnya tidak hanya menyinggung perihal surga dan neraka saja, namun juga setiap hal yang berfaedah, sekalipun bersifat duniawi. Shalat Jumat merupakan salah satu ibadah wajib yang dilaksanakan setiap pekan sekali. Semua umat Islam yang sudah baligh, berakal, pintar, berdomisili tetap, diwajibkan untuk menunaikan ibadah tersebut. Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dan memanen pahala dari-Nya di hari yang mulia, ibadah satu ini juga menjadi momentum pertemuan di antara umat Islam. Mereka yang sebelumnya sibuk dengan pekerjaan, dan kesibukan lainnya, akan berhenti sejenak untuk melaksanakan shalat Jumat dengan cara berjamaah. Shalat Jumat sendiri memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi, di antaranya 1 dilakukan di waktu Dzuhur; 2 dilakukan di pemukiman; 3 berjamaah; 4 terdiri dari 40 jamaah; 5 dua khutbah Jumat; dan beberapa syarat lainnya. Dalam kesempatan ini, penulis akan menjelaskan hikmah di balik adanya syarat khutbah dalam shalat Jumat. Sebab, shalat-shalat wajib yang tidak bisa sah tanpa adanya khutbah hanyalah shalat Jumat, bukan yang lainnya. Secara etimologis, khutbah adalah ungkapan-ungkapan yang disampaikan oleh seorang pembicara khatib kepada orang-orang dengan bahasa yang lugas. Sedangkan khutbah secara terminologis adalah sebuah pidato berisikan nasehat yang disampaikan seorang pembicara kepada banyak pendengar dengan bahasa yang fasih dan lugas. Mausu’ah Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, [Mesir, Dârus Shafwah 1427], juz XIX, halaman 176. Sebagaimana yang telah dijelaskan, shalat Jumat tidak sah jika tanpa khutbah. Karena itu, sudah seharusnya bagi semua umat Islam untuk memperhatikannya, mulai dari rukun, dan syarat-syaratnya. Sebab, jika khutbah tidak sah, maka shalat juga tidak sah. Namun demikian, khutbah tidak hanya berlaku sebagai syarat sah shalat Jumat. Lebih dari itu terdapat hikmah yang sangat istimewa di dalamnya. Bahkan, Allah tidak menjadikan khutbah sebagai syarat sahnya shalat kecuali di waktu shalat Jumat. Salah satu ulama Al-Azhar Mesir, Syekh Ali Ahmad al-Jurjawi dalam kitabnya mengatakan bahwa sifat manusia pada umumnya adalah condong pada kejelekan, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعاً 19 إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعاً 20 وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعاً 21 Artinya, “Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan harta dia jadi kikir.” QS Al-Ma’arij19-21. Karena itu, Allah menetapkan adanya khutbah dalam shalat Jumat untuk mengingatkan umat Islam kembali perihal urusan dunia dan akhiratnya. Mereka berkumpul di satu tempat untuk sama-sama mendengarkan nasehat yang disampaikan oleh khatib, sehingga perbuatannya bisa manjadi baik dan kuat akidahnya. Karena itu, khatib seharusnya tidak hanya menyinggung perihal surga dan neraka saja, namun juga setiap hal-hal yang berfaedah, sekalipun berupa dunia لَقَدْ كَانَ السَّلَفُ الصَّالِحِ لَا يَقْتَصِرُوْنَ عَلَى التَّبْشِيْرِ بِالْجَنَّةِ وَالتَّحْذِيْرِ مِنَ النَّارِ وَكُلِّ مَا هُوَ مُتَعَلِّقٌ بِأَمْرِ الْأَخِرَةِ، بَلْ كَانُوْا يَشْرَحُوْنَ لِلْمُصَلِّيْنَ كُلَّ مَا فِيْهِ فَائِدَةٌ دُنْيَوِيَةٌ أَوْ أُخْرَوِيَةٌ تَعُوْدُ عَلَيْهِمْ Artinya, “Para ulama salafus shalih tidak hanya menyampaikan nasehat kebahagiaan perihal nikmat surga, atau nasehat menakutkan perihal neraka, dan hal lain yang berhubungan dengan neraka saja, tetapi juga menjelaskan kepada orang-orang yang shalat jamaah perihal setiap sesuatu yang di dalamnya terdapat faedah, bagi dunia dan akhirat mereka.” كَانَ الْخَطِيْبُ فِي صَدْرِ الْاِسْلَامِ يَقِفُ عَلَى الْمِنْبَرِ وَيَشْرَحُ الدَّاءَ الَّذِيْ أُصِيْبَتْ بِهِ جمَاعَةُ الْمُسْلِمِيْنَ وَيَصِفُ الدَّوَاءَ بِصُوْرَةٍ مُؤَثِّرَةٍ. فَاِذَا كَانَ الْجِهَادُ شُرِحَ لَهُمْ ثَوَابَ الْكِرَامِ الْمُحْسِنِيْنَ، وَاِذَا كَانَتْ هُنَاكَ فِتَنٌ وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ شُرِحَ لَهُمْ مَا يُوْطِدُ دَعَائِمَ الْأَمْنِ فِي الْبِلَادِ وَهَدَاهُمْ اِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ وَاِلَى صَلَاحِ أَمْرَيْ الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ Artinya, “Khatib di awal Islam berdiri di atas mimbar dan menjelaskan kepada jamaah perihal penyakit yang menimpa mereka, kemudian menjelaskan obatnya dengan cara yang sangat menggugah. Jika sedang terjadi jihad, maka dijelaskan kepada mereka tentang balasan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan. Jika terjadi fitnah perseteruan, maka dijelaskan kepada mereka pilar-pilar keamanan negara, dan mengajak mereka pada jalan yang lurus dan pada kebaikan dunia dan akhirat.” Syekh al-Jurjawi, Hikmatut Tasyrî’ wa Falsafatuh, [Maktabah at-Taufiq, Darul Fikr 1997], juz I, halaman 90-91. Demikian adanya hikmah khutbah dalam shalat Jumat. Seolah, Allah hendak memberikan peringatan kepada umat Islam dalam setiap pekan satu kali melalui khutbah yang disampaikan dalam shalat Jumat. Hal itu untuk manjadi nasehat agar umat Islam masih sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, baik dalam berbuat, berkata, dan yang lainnya. Wallahu A’lam bisshawab. Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur. - Bismillaahirrahmaanirrahiim.. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُAlhamdulillah..Segala puji bagi Allah pemilik alam semesta beserta isinya. Salawat dan salam semoga tercurah untuk seorang nabi dan rasul yang paling mulia, keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat. Amma ba’du ….Pada hari Jumat kita kembali dipertemukan dalam majelis khotbah salat Jumat yang insya Allah materi yang disampaikan mengenai hidup bahagia menurut Islam baik di dunia dan Jumat Singkat 2021 Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,Setiap orang yang ada di dunia pasti ingin hidupnya bahagia, definisi bahagia kalau kita lihat di KBBI yakni keadaan atau perasaan senang dan tenteram bebas dari segala yang menyusahkan baik di dunia maupun di juga bisa diartikan dengan keberuntungan seseorang. Setiap orang memang berbeda-beda bahagianya, karenaya akan berbeda pula cara yang dilakukan untuk mencapai kebahagiaan Al-Qur’an kata bahagia dijelaskan dengan berbagai macam definisi, misalnya sa’adah, di mana itu artinya kebahagiaan yang kekal, atau falah yang berarti kebahagiaan tercapai dengan menemukan apa yang dicari. Jika kita berpedoman pada Al-Qur'an, seperti dikutip dari laman Muhammadiyah, maka Allah membagi orang-orang yang bahagia menjadi enam macam, yakni Orang yang khusyuk dalam salatnya. Orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna. Orang yang menunaikan zakat. Orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap istri atau budak yang dimilikinya. Orang yang memelihara amanah dan janji yang dipikulnya. Orang yang memelihara salatnya. Hal ini seperti Allah jelaskan dalam al-Qur’an surah Al Mu’minun ayat اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِقَدۡ اَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَۙQad aflahal mu'minuun1. Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,الَّذِيۡنَ هُمۡ فِىۡ صَلَاتِهِمۡ خَاشِعُوۡنَAllaziina hum fii Salaatihim khaashi'uun2. yaitu orang yang khusyuk dalam shalatnya,وَالَّذِيۡنَ هُمۡ عَنِ اللَّغۡوِ مُعۡرِضُوۡنَۙWallaziina hum 'anillaghwimu'riduun3. dan orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna,وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِلزَّكٰوةِ فَاعِلُوۡنَۙWallaziina hum liz Zakaati faa'iluun4. dan orang yang menunaikan zakat,وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِفُرُوۡجِهِمۡ حٰفِظُوۡنَۙWallaziina hum lifuruu jihim haafizuun5. dan orang yang memelihara kemaluannya,اِلَّا عَلٰٓى اَزۡوَاجِهِمۡ اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُمۡ فَاِنَّهُمۡ غَيۡرُ مَلُوۡمِيۡنَ‌ۚ‏Illaa 'alaaa azwaajihim aw maa malakat aimaanuhum fa innahum ghairu maluumiin6. kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak ابۡتَغٰى وَرَآءَ ذٰ لِكَ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡعٰدُوۡنَ‌Famanib taghaa waraaa'a zaalika fa ulaaa'ika humul 'aaduun7. Tetapi barang siapa mencari di balik itu zina, dan sebagainya, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui هُمۡ لِاَمٰنٰتِهِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَاعُوۡنَWallaziina hum li amaanaatihim wa 'ahdihim raa'uun8. Dan sungguh beruntung orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya,وَالَّذِيۡنَ هُمۡ عَلٰى صَلَوٰتِهِمۡ يُحَافِظُوۡنَ‌ۘWallaziina hum 'alaa Salawaatihim yuhaafizuun9. serta orang yang memelihara هُمُ الْوٰرِثُوْنUlaaa'ika humul waarisuun10. Mereka itulah orang yang akan mewarisi,الَّذِيۡنَ يَرِثُوۡنَ الۡفِرۡدَوۡسَؕ هُمۡ فِيۡهَا خٰلِدُوۡنَAllaziina yarisuunal Firdawsa hum fiihaa khaaliduun11. yakni yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalam surah lainnya Allah SWT berfirmanمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Artinya “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” QS an-Nahl 97.Baca juga Apa Misi Dakwah Nabi Muhammad dalam Menyebarkan Islam? Ayat-ayat Al-Qur'an Tentang Rendah Hati dan Makna Sikap Bertawadhu Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,Imam al-Qurtubi menjelaskan dalam kitabnya Tafsir al-Qurtubi juz 10 halaman 174 bahwa terdapat beberapa tanda hidup bahagia Pertama adalah rezeki yang halal. Dengan rezeki yang halal dapat membuat hidup menjadi bahagia dan berkah, segala urusan menjadi mudah, keluarga penuh sakinah, mawaddah, dan rahmah, putra-putrinya saleh dan salehah, jiwa raga semangat untuk ibadah, harta melimpah ruah, bisa digunakan untuk haji dan umrah ke Makkah, serta ziarah Nabi Muhammad saw di Madinah, dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Kedua, qanaah, ridha dengan pemberian Allah. Seseorang yang memiliki uang banyak, jabatan yang tinggi, harta yang melimpah ruah, namun tidak memiliki sifat qanaah, ia akan selalu kurang, serakah, rakus, dan tentunya hidupnya tidak bahagia. Nabi Muhammad saw bersabda yang artinya“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi kecukupan rezeki, dan diberikan qanaah oleh Allah atas apa yang diberikan kepadanya. HR. MuslimBagaimana agar kita bisa qanaah? Baginda Rasulullah kemudian bersabda lagi dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim“Lihatlah orang yang ada di bawah kalian, jangan melihat seseorang yang ada di atas kalian, hal tersebut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah kepada kalian HR. Muslim. Ketiga, taufiquhu ilath-thâat, yakni mendapatkan pertolongan Allah untuk melakukan kebaikan, ibadah, dan taat kepada Allah Surah Muhammad Allah SWT berfirmanيٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ تَـنۡصُرُوا اللّٰهَ يَنۡصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ اَقۡدَامَكُمۡYaaa ayyuhal laziina aamanuuu in tansurul laaha yansurkum wa yusabbit aqdaamakumWahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. QS. Muhammad 7Keempat, halâwah thâât, yaitu merasakan manisnya ibadah dan taat kepada Allah Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari yang artinya “Ada tiga orang yang dapat menemukan manisnya keimanan 1 orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul dibanding selainnya, 2 orang yang mencintai seseorang karena Allah, 3 orang yang membenci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dimasukkan ke neraka."Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,Jiwa syukur dan sabar adalah kunci yang membuat seseorang bisa bahagia. Sejatinya, kebahagiaan bukan terletak pada apa yang sudah dimiliki secara materi, melainkan pada apa yang sudah dimiliki oleh untuk kebahagiaan akhirat misalnya bisa didefinisakan seperti meninggal dalam keadaan husnul khatimah, disambut malaikat rahmat, mendapatkan ampunan dan jaminan surga, bisa berkumpul di surga, hingga mendapatkan rida dari Allah kita semua selalu mendapatkan rahmat Allah agar kita menjadi manusia yang bahagia hidup di dunia dan akhirat. Aamin allahumma Aamiin. Baca juga Cara Tetap Bahagia & Kesehatan Mental Terjaga di Tengah Pandemi Meningkatkan Imun Tubuh sekaligus Menikmati Kebahagiaan Khutbah Jumat Singkat 2021 Makna Bersabar dalam Setiap Kondisi - Sosial Budaya Penulis Dhita KoesnoEditor Addi M Idhom

khutbah jumat kisah penuh hikmah